Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Bengkulu

Penyakit menular dan penyebarannya tidak mengenal batas wilayah atau negara. Penyakit tersebut dapat berpindah dari satu wilayah/Negara kewilayah/negara lain. Oleh karena itu upaya pencegahan penyakit menular antar wilayah/ Negara perlu dilakukan.Upaya ini dilaksanakan di pintu-pintu gerbang wilayah/ Negara yaitu di pelabuhan laut,  dan poslintas batas darat internasional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 33 tahun 2021 tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Bengkulu adalah melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Pengamatan vektor penyakit diwilayah kerja Mukomuko Kantor Kesehatan Pelabuhan dilakukan secara terus menerus. Tujuan dan fungsi  pengamatan  vektor adalah untuk mengetahui faktor risiko yang dapat ditimbulkan nymuk Ae. Aegypti merupakan vektor penyakit Yellow Feper dan penyakit DBD.

Nilai Ambang Batas tingkat kepadatan nyamuk Ae. aegypti Pelabuhan dan Bandara di ukur dari House Indeks  (HI) dan Container Indeks (CI,  perimeter 0 dan di buffer area ≤ 1.  Mukomuko dan 2 pos karantina di ketahun merupakan wilayah kerja dari KKP kelas III Bengkulu Wilker Mukomuko.

Alat dan Cara Pelaksanaan Survei Jentik

Alat untuk survei jentik adalah lampu senter, lembar observasi dan alat tulis untuk mencatat hasil observasi. Sasaran survei adalah tempat-tempat yang memungkinkan air tergenang, karena merupakan tempat biasa nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Nyamuk Aedes aegypti betina selalu meletakkan telur di dinding tempat penampungan air atau barang-barang yang memungkinkan air tergenang. (Depkes RI, 1996). Cara pelaksanaan survei jentik, yaitu :

  1. Membuka tutup kontainer air apabila ada;
  2. Mengamati secara langsung ada tidaknya jentik di dalam kontainer, Lampu senter digunakan untuk membantu pengamatan kontainer di tempat kurang cahaya, dengan cara mengarahkan cahaya senter ke dalam kontainer, tunggu beberapa saat apakah ada jentik yang terlihat;
  3. Menghitung jumlah total tempat penampungan air dan jumlah tempat penampungan air yang positif jentik;
  4. Mencatat hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.